Mengapa Dialog-Dialog Plato tentang Socrates Tidak Pernah Usang? Ini Jawabannya
- Image Creator/Handoko
Jakarta, WISATA - Dialog-dialog Plato yang menampilkan Socrates sebagai tokoh sentral terus menjadi bahan diskusi dan inspirasi bagi banyak orang, bahkan lebih dari dua milenium setelah ditulis. Mengapa dialog-dialog ini tidak pernah kehilangan relevansi? Apa yang membuat tulisan-tulisan ini tetap menarik bagi pembaca modern? Dari Apologia hingga The Republic, dialog-dialog ini bukan hanya sekadar catatan sejarah, tetapi juga sumber kebijaksanaan yang tak lekang oleh waktu.
Socrates: Filsuf yang Hidup dalam Pertanyaan
Socrates tidak meninggalkan karya tulis apa pun, tetapi ajarannya tetap hidup melalui tulisan Plato. Filsafat Socrates berfokus pada metode bertanya dan menggali kebenaran melalui percakapan. Ia tidak pernah memberikan jawaban pasti, tetapi selalu mendorong orang lain untuk mencari jawaban mereka sendiri. Sikap inilah yang membuat ajarannya tidak pernah ketinggalan zaman; ia mengajak kita untuk berpikir dan terus mencari.
Apologia: Menantang Status Quo dan Mencari Kebenaran
Dalam Apologia, Socrates menghadapi pengadilan dengan tuduhan merusak pemuda dan tidak menghormati dewa-dewa Athena. Namun, alih-alih membela diri dengan cara konvensional, Socrates menggunakan momen itu untuk mengajarkan pentingnya berpikir kritis dan tidak mudah percaya pada otoritas tanpa dasar yang kuat.
Keberanian Menyuarakan Kebenaran
Socrates berpendapat bahwa tugas seorang filsuf adalah mempertanyakan dan mencari kebenaran, bahkan ketika hal itu tidak populer atau berbahaya. Dalam Apologia, ia dengan lantang menolak untuk tunduk pada tekanan sosial dan politik, memperlihatkan bahwa mempertahankan prinsip lebih penting daripada menyelamatkan diri sendiri. Di zaman sekarang, ketika kebebasan berpikir sering kali terancam, pesan ini tetap relevan dan menjadi inspirasi bagi banyak orang.