Mengapa Socrates Disebut Bapak Filsafat? Misteri di Balik Sang Filsuf Tanpa Tulisan

Socrates
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - Socrates adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah filsafat Barat. Meski tidak pernah menulis satu karya pun, pemikirannya telah membentuk fondasi yang kuat bagi perkembangan filsafat. Banyak yang menyebutnya sebagai "Bapak Filsafat," tapi apa yang membuatnya begitu istimewa? Mengapa seorang filsuf tanpa satu pun tulisan dianggap sebagai tokoh besar yang mengubah wajah dunia intelektual?

Latar Belakang Socrates: Filsuf yang Mengguncang Athena

Socrates lahir di Athena sekitar tahun 470 SM. Sejak muda, ia dikenal sebagai pribadi yang kritis dan selalu mempertanyakan segala sesuatu di sekitarnya. Dalam masyarakat yang penuh dengan dewa-dewa dan mitos, Socrates memilih jalan yang berbeda. Ia tidak menerima segala sesuatu begitu saja, melainkan menantang konsep-konsep yang dianggap benar oleh masyarakat.

Socrates dikenal sebagai seorang guru yang tidak konvensional. Alih-alih mengajar dengan cara memberi ceramah panjang lebar, ia menggunakan metode dialog atau tanya jawab yang dikenal sebagai "Metode Socrates." Melalui serangkaian pertanyaan, ia menggiring orang-orang untuk berpikir kritis dan menemukan kebenaran dengan cara mereka sendiri.

Metode Socrates: Cara Berpikir yang Mengubah Segalanya

Metode Socrates menjadi salah satu kontribusi terbesar yang ia tinggalkan untuk dunia. Dengan bertanya, ia tidak hanya mengajarkan bagaimana cara berpikir, tetapi juga mengajarkan pentingnya kerendahan hati intelektual. Socrates percaya bahwa pengakuan atas ketidaktahuan adalah langkah pertama menuju kebijaksanaan sejati. Baginya, kesadaran akan keterbatasan pengetahuan adalah pintu menuju pencarian kebenaran yang lebih dalam.

Metode ini tidak hanya mempengaruhi para muridnya seperti Plato, tetapi juga menjadi fondasi bagi pendekatan ilmiah dan logika yang berkembang di kemudian hari. Metode Socrates mengajarkan bahwa tidak ada pertanyaan yang terlalu sederhana untuk ditanyakan, dan bahwa setiap asumsi layak untuk dipertanyakan.

Kritik terhadap Pemerintahan dan Moralitas

Socrates juga dikenal karena kritiknya terhadap pemerintahan Athena, terutama demokrasi yang saat itu menjadi sistem pemerintahan di kota tersebut. Ia berpendapat bahwa demokrasi rentan terhadap manipulasi oleh mereka yang pandai berbicara tetapi tidak memiliki pengetahuan yang benar. Hal ini membuatnya sering kali berhadapan dengan elit politik dan masyarakat umum, yang pada akhirnya berujung pada tuduhan bahwa ia merusak moralitas pemuda Athena.

Ironisnya, meski tidak pernah menulis satu pun buku, Socrates dianggap sebagai ancaman bagi tatanan sosial dan politik di Athena. Kritiknya terhadap pemerintahan dianggap sebagai bentuk perlawanan yang merongrong stabilitas negara, dan akhirnya ia diadili dan dihukum mati dengan cara meminum racun. Namun, kematiannya justru membuat namanya abadi dalam sejarah filsafat.

Pengaruh terhadap Plato dan Aristoteles

Socrates tidak meninggalkan karya tertulis, tetapi pengaruhnya terhadap murid-muridnya, terutama Plato, sangatlah besar. Melalui tulisan Plato, kita mengetahui banyak tentang pemikiran dan metode Socrates. Plato mengabadikan ajaran gurunya dalam berbagai dialog yang memperlihatkan cara berpikir dan gaya mengajar Socrates. Aristoteles, murid Plato, juga dipengaruhi oleh ajaran Socrates meskipun ia mengembangkan filosofi yang berbeda.

Pemikiran Socrates yang menekankan pada pentingnya etika, kebajikan, dan pencarian kebenaran menjadi landasan bagi pemikiran Plato dan Aristoteles. Keduanya kemudian mengembangkan ide-ide tersebut menjadi sistem filsafat yang lebih kompleks, yang menjadi pijakan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan etika di Barat.

Warisan Socrates: Dari Abad Kuno hingga Modern

Meskipun hidup lebih dari 2.000 tahun yang lalu, ajaran Socrates masih relevan hingga saat ini. Metodenya mengajarkan kita untuk tidak menerima informasi begitu saja, tetapi untuk selalu bertanya dan mencari kebenaran. Di era informasi yang serba cepat dan penuh dengan hoaks, metode Socrates mengingatkan kita akan pentingnya berpikir kritis dan tidak mudah percaya pada segala hal yang terlihat di permukaan.

Socrates adalah contoh bagaimana seorang individu tanpa karya tertulis pun bisa mengubah dunia. Keberaniannya dalam menghadapi kekuasaan, kesediaannya untuk mempertanyakan norma-norma sosial, dan pengakuannya atas keterbatasan pengetahuan manusia membuatnya menjadi tokoh yang tetap dihormati dan dijadikan panutan oleh banyak orang hingga saat ini.