DDoS Attack: Mengapa Perusahaan Raksasa Pun Tak Berdaya Melawan Serangan Brutal Ini?

Hacker (ilustrasi)
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Malang, WISATA - Serangan dunia maya kini menjadi ancaman yang semakin nyata bagi perusahaan di seluruh dunia. Salah satu bentuk serangan yang paling ditakuti dan merusak adalah serangan DDoS (Distributed Denial of Service). Serangan ini telah terbukti mampu melumpuhkan operasional perusahaan raksasa, mengakibatkan kerugian finansial yang sangat besar, dan menimbulkan dampak jangka panjang pada reputasi perusahaan. Mengapa serangan DDoS begitu sulit diatasi, bahkan oleh perusahaan-perusahaan besar yang memiliki sumber daya keamanan siber yang mumpuni? Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai serangan DDoS, bagaimana cara kerja serangan ini, dan mengapa perusahaan-perusahaan besar pun sering kali tak berdaya melawannya.

Apa Itu Serangan DDoS?

Serangan DDoS adalah upaya untuk membuat layanan online menjadi tidak tersedia bagi penggunanya dengan membanjiri server, jaringan, atau sistem dengan lalu lintas internet yang sangat besar. Lalu lintas ini berasal dari berbagai sumber, yang membuat serangan sulit dibedakan dari lalu lintas yang sah. Serangan ini biasanya dilakukan oleh sekelompok perangkat yang terinfeksi malware (disebut sebagai botnet) yang dikendalikan oleh penyerang dari jarak jauh. Ketika serangan DDoS dilancarkan, perangkat-perangkat ini akan mengirimkan permintaan secara bersamaan ke server target, hingga server tidak mampu menangani jumlah permintaan yang sangat besar tersebut dan akhirnya down atau tidak dapat diakses.

Bagaimana Cara Kerja Serangan DDoS?

Serangan DDoS bekerja dengan cara membanjiri server atau jaringan target dengan lalu lintas data yang sangat besar dalam waktu singkat. Serangan ini bisa menggunakan berbagai jenis metode, di antaranya:

  1. Volumetric Attack: Serangan ini bertujuan untuk menghabiskan bandwidth jaringan dengan mengirimkan data dalam jumlah yang sangat besar ke target. Contohnya adalah UDP Flood atau DNS Amplification.
  2. Protocol Attack: Serangan ini menargetkan sumber daya server dengan cara mengeksploitasi kelemahan dalam protokol komunikasi, seperti SYN Flood yang memanfaatkan celah dalam proses "handshake" TCP/IP.
  3. Application Layer Attack: Serangan ini menargetkan aplikasi tertentu yang berjalan di server, seperti HTTP Flood yang membanjiri server dengan permintaan HTTP untuk menurunkan kinerjanya atau membuatnya tidak dapat diakses.

Mengapa Perusahaan Raksasa Tak Berdaya?

Meskipun memiliki sumber daya yang melimpah, perusahaan raksasa sering kali tak berdaya melawan serangan DDoS. Berikut adalah beberapa alasan mengapa serangan ini begitu sulit diatasi:

  1. Skala dan Intensitas Serangan: Penyerang DDoS terus meningkatkan skala dan intensitas serangan mereka, dengan menggunakan botnet yang lebih besar dan teknik serangan yang lebih canggih. Sebuah laporan dari Nexusguard mengungkapkan bahwa pada kuartal kedua tahun 2023, serangan DDoS global meningkat sebesar 24% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, dengan rata-rata serangan mencapai puncak sebesar 17 Gbps.
  2. Serangan Multi-Vektor: Penyerang sering kali menggunakan serangan multi-vektor, yaitu menggabungkan beberapa jenis serangan DDoS secara bersamaan. Hal ini membuatnya lebih sulit untuk dideteksi dan diatasi, karena tim keamanan harus mengidentifikasi dan merespon berbagai jenis ancaman secara bersamaan.
  3. Biaya Mitigasi yang Tinggi: Meskipun ada solusi mitigasi DDoS yang efektif, biaya untuk menerapkan dan memelihara solusi tersebut sangat tinggi. Selain itu, serangan yang sangat besar dan terkoordinasi dengan baik dapat melebihi kapasitas mitigasi yang tersedia, bahkan di perusahaan besar.
  4. Kerentanan Infrastruktur: Meskipun perusahaan besar memiliki infrastruktur yang lebih baik, mereka juga memiliki lebih banyak titik rentan yang bisa dieksploitasi oleh penyerang. Misalnya, jaringan yang luas dan kompleks sering kali memiliki kelemahan yang tidak terdeteksi, yang bisa dimanfaatkan untuk melancarkan serangan DDoS.

Contoh Kasus Serangan DDoS Besar

Beberapa contoh serangan DDoS besar yang melumpuhkan perusahaan besar di dunia antara lain:

  • Dyn (2016): Pada tahun 2016, serangan DDoS besar-besaran melumpuhkan Dyn, sebuah perusahaan yang menyediakan layanan DNS untuk banyak situs web populer seperti Twitter, Netflix, dan Reddit. Serangan ini menggunakan botnet Mirai, yang terdiri dari ratusan ribu perangkat IoT yang terinfeksi. Serangan ini mengakibatkan banyak situs web besar tidak dapat diakses selama beberapa jam.
  • GitHub (2018): Pada Februari 2018, platform hosting kode GitHub mengalami serangan DDoS terbesar dalam sejarah pada saat itu, dengan puncak lalu lintas mencapai 1,35 Tbps. Serangan ini berlangsung selama 10 menit, tetapi dampaknya sangat besar, mengingat GitHub adalah platform yang digunakan oleh jutaan pengembang di seluruh dunia.
  • Amazon Web Services (AWS) (2020): Pada Juni 2020, AWS melaporkan telah menghadapi serangan DDoS terbesar yang pernah tercatat, dengan puncak lalu lintas mencapai 2,3 Tbps. Meskipun AWS berhasil memitigasi serangan ini tanpa gangguan layanan, skala serangan ini menunjukkan betapa seriusnya ancaman DDoS, bahkan terhadap infrastruktur cloud terbesar di dunia.

Bagaimana Perusahaan Bisa Melindungi Diri?

Meskipun tidak ada solusi tunggal yang dapat sepenuhnya mencegah serangan DDoS, ada beberapa langkah yang bisa diambil perusahaan untuk mengurangi risiko dan dampak dari serangan ini:

  1. Menggunakan Layanan Mitigasi DDoS: Banyak penyedia layanan cloud dan hosting menawarkan layanan mitigasi DDoS yang dapat membantu menyaring lalu lintas berbahaya sebelum mencapai server target.
  2. Meningkatkan Kapasitas Jaringan: Dengan meningkatkan kapasitas jaringan dan server, perusahaan dapat lebih mampu menangani lonjakan lalu lintas yang disebabkan oleh serangan DDoS.
  3. Memantau Lalu Lintas Secara Real-Time: Sistem pemantauan lalu lintas yang canggih dapat mendeteksi dan merespon serangan DDoS secara real-time, sehingga serangan dapat diminimalisir sebelum menyebabkan kerusakan serius.
  4. Pendidikan dan Pelatihan: Tim keamanan dan staf IT harus dilatih secara rutin untuk mengenali tanda-tanda serangan DDoS dan bagaimana meresponsnya dengan cepat dan efektif.

Serangan DDoS adalah ancaman yang nyata dan terus berkembang, yang dapat melumpuhkan operasional perusahaan besar sekalipun. Dengan skala dan kompleksitas serangan yang semakin meningkat, perusahaan harus terus beradaptasi dan memperbarui strategi keamanan siber mereka untuk melindungi diri dari serangan brutal ini. Meskipun tidak ada cara yang dapat sepenuhnya mencegah serangan DDoS, langkah-langkah mitigasi yang tepat dapat mengurangi risiko dan dampak dari serangan tersebut, memastikan bahwa perusahaan tetap bisa beroperasi dengan aman di dunia maya