Para Ilmuwan Mengonfirmasi Penemuan Jenazah Charlemagne Berusia 1.200 Tahun di Katedral Aachen

Charlemagne
Sumber :
  • Instagram/holyromane,pireassociation

AachenWISATA – Setelah hampir tiga dekade melakukan penelitian yang cermat, para ilmuwan Jerman dengan yakin mengidentifikasi tulang-tulang yang dikuburkan di Katedral Aachen sebagai milik Charlemagne, Raja kaum Frank dan Kaisar Romawi Suci pertama. Penemuan monumental ini memberikan pencerahan baru tentang salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah, yang sering dipuji sebagai “Bapak Eropa”. 

Charlemagne, lahir pada tahun 742 M dan memerintah hingga kematiannya pada tahun 814 M, merupakan tokoh penting di Eropa abad pertengahan. Dia menyatukan sebagian besar Eropa Barat setelah jatuhnya Kekaisaran Romawi, menciptakan sebuah kerajaan besar yang mencakup Perancis, Jerman, Italia, Austria dan negara-negara rendah saat ini. Pada masa pemerintahannya, terjadi reformasi administratif, hukum dan budaya yang signifikan, yang secara kolektif dikenal sebagai Renaisans Karoling. Upaya Charlemagne dalam menstandardisasi bobot dan ukuran, meningkatkan perdagangan dan mendorong pendidikan meletakkan dasar bagi masa depan peradaban Eropa. 

Namun, pemerintahan Charlemagne juga ditandai dengan tindakan-tindakan ekstrem, termasuk pemaksaan pindah agama ke agama Kristen dan kampanye militer yang brutal. Terlepas dari aspek-aspek yang lebih gelap ini, kontribusinya terhadap persatuan dan budaya Eropa telah membuatnya mendapatkan penghormatan abadi. 

Charlemagne dimakamkan di basilika yang ditugaskannya di Aachen. Selama berabad-abad, jenazahnya diganggu berkali-kali, dipindahkan oleh berbagai kaisar dan pemburu peninggalan. Khususnya, pada tahun 1000 M, Otto III membuka brankas Charlemagne, diikuti oleh Kaisar Frederick Barbarossa pada tahun 1165 dan Frederick II pada tahun 1215, yang memindahkan tulang-tulang tersebut ke wadah hiasan yang berbeda. Meskipun banyak upaya yang dilakukan oleh para arkeolog abad ke-20 untuk menemukan jenazahnya, tempat peristirahatan terakhir Charlemagne masih belum pasti, dengan beberapa teori yang diajukan tentang keberadaan mereka. 

Pada tahun 1988, sebuah terobosan terjadi ketika para peneliti menemukan koleksi tulang di Katedral Aachen, termasuk kerangka yang sebagian besar utuh di sebuah makam yang rumit, tengkorak di patung raja dan tulang kering di relik. Temuan ini mendorong penyelidikan ilmiah yang ketat selama 26 tahun. Analisis tersebut berfokus pada 94 tulang dan pecahannya, yang mengungkapkan seorang pria jangkung dan langsing yang cocok dengan deskripsi sejarah Charlemagne. Dengan tinggi 1,84 meter (6 kaki), jenazah tersebut menunjukkan bukti cedera lutut, sesuai dengan kisah Charlemagne yang berjalan pincang di tahun-tahun terakhirnya. 

Profesor Frank Rühli dari Universitas Zurich, salah satu ilmuwan utama dalam projek ini, membenarkan bahwa tulang-tulang tersebut kemungkinan besar milik Charlemagne. Studi mendetail mengenai dimensi dan kondisi tulang sangat selaras dengan catatan sejarah mengenai karakteristik fisik sang kaisar. Konfirmasi ini mengakhiri misteri sejarah yang telah lama ada dan memperkuat pentingnya Katedral Aachen sebagai tempat peristirahatan terakhir salah satu tokoh paling penting di Eropa. 

Penemuan tulang Charlemagne tidak hanya memvalidasi catatan sejarah tetapi juga menawarkan hubungan nyata dengan orang yang memainkan peran penting dalam membentuk Eropa pada abad pertengahan. Ketika para peneliti terus mempelajari sisa-sisa ini, wawasan lebih lanjut tentang kehidupan dan era Charlemagne mungkin akan muncul, sehingga memperkaya pemahaman kita tentang warisannya.