Makna "Stat rosa pristina nomine, nomina nuda tenemus" dalam Novel "The Name of the Rose": Karya Umberto Eco

The Name of the Rose
The Name of the Rose
Sumber :
  • Tangkapan layar

Menurut data yang dihimpun dari Google Scholar dan JSTOR, diskursus tentang kefanaan dan makna simbolik kalimat ini masih menjadi topik penelitian yang aktif di berbagai disiplin ilmu, mulai dari studi sastra hingga filsafat dan sejarah budaya. Hal ini menegaskan betapa relevannya pesan Eco dalam menghadapi dinamika peradaban modern.

Makna Filosofis dan Simbolis: Antara Kehidupan dan Kefanaan

Secara filosofis, kalimat tersebut mengandung dua lapisan makna yang saling berkaitan. Pertama, pada level individual, kalimat ini mengajak kita untuk merenungkan kefanaan kehidupan manusia. Setiap momen yang kita alami, setiap pencapaian dan kehilangan, pada akhirnya akan hanya tersisa sebagai kenangan. Dalam pandangan eksistensialisme, hidup adalah perjalanan yang penuh dengan momen yang tak terulang, dan apa yang kita tinggalkan hanyalah jejak dalam sejarah pribadi.

Kedua, pada level kolektif, kalimat ini mengungkapkan bagaimana peradaban, budaya, dan pengetahuan yang pernah maju akan mengalami proses peluruhan seiring waktu. Meskipun kita menyebutnya dengan nama-nama yang megah, pada kenyataannya, yang tersisa hanyalah fragmen-fragmen yang tidak lagi utuh. Hal ini mencerminkan realitas sejarah di mana banyak kebudayaan besar telah lenyap, dan yang kita miliki hanyalah dokumen, catatan, dan artefak yang menjadi saksi bisu.

Sebagai contoh, studi mengenai peradaban Romawi dan Yunani kuno menunjukkan bahwa meskipun kita mengetahui banyak tentang kejayaan mereka, sebagian besar pengetahuan tersebut hanyalah potongan-potongan yang diinterpretasikan ulang oleh generasi selanjutnya. Eco menggunakan metafora mawar untuk mengilustrasikan bahwa keindahan dan kebesaran masa lalu tetap ada dalam ingatan, meskipun bentuk fisiknya telah hilang.

Relevansi Kalimat dalam Konteks Modern

Meskipun kalimat "Stat rosa pristina nomine, nomina nuda tenemus" berasal dari sebuah karya fiksi yang berlatar abad pertengahan, pesannya sangat relevan dengan kehidupan modern. Di era digital ini, di mana informasi bergerak dengan sangat cepat dan sering kali hanya tersaji dalam bentuk singkat di media sosial, banyak nilai-nilai dan warisan budaya yang tersembunyi dan tereduksi menjadi sekadar label atau tagar belaka.