Semiotika dan Simbolisme Mawar: Analisis Filsafat dalam 'The Name of the Rose'

The Name of the Rose
Sumber :
  • Tangkapan layar

Dalam novel ini, karakter William dari Baskerville berfungsi sebagai representasi dari rasionalitas dan logika, sementara mawar menjadi simbol dari ilmu pengetahuan yang terlarang. Mawar dalam novel ini mengingatkan pembaca bahwa meskipun pengetahuan bisa membawa pencerahan, itu juga dapat membawa kehancuran—seperti yang terlihat dalam rangkaian pembunuhan yang terjadi di biara.

Semiotika dalam The Name of the Rose: Membaca Makna di Balik Tanda

Sebagai seorang ahli semiotika, Eco tidak hanya menulis sebuah novel misteri, tetapi juga sebuah karya yang penuh dengan analisis tentang tanda dan makna. Semiotika, yang mempelajari tanda dan cara kita memberi makna kepada dunia, menjadi alat utama Eco untuk membangun dunia naratif dalam The Name of the Rose. Dalam novel ini, simbolisme mawar bukan hanya sebuah metafora yang muncul begitu saja, tetapi sebuah tanda yang dipilih dengan penuh pertimbangan untuk menyampaikan pesan yang lebih dalam.

Dalam kerangka semiotika, mawar bukan hanya sebuah objek fisik. Mawar adalah tanda yang memiliki banyak makna, tergantung pada konteks di mana ia ditempatkan. Dalam konteks abad pertengahan, mawar bisa merujuk pada banyak hal: cinta ilahi, penderitaan, atau bahkan pengetahuan yang terlarang. Mawar yang ada dalam novel Eco menggambarkan betapa makna dari sebuah tanda bisa bergeser, tergantung pada perspektif yang digunakan untuk menafsirkannya.

Salah satu contoh dari penerapan semiotika yang sangat kuat adalah penggunaan buku terlarang sebagai simbol dari pengetahuan yang dipendam dan disembunyikan. Buku dalam novel ini memiliki kekuatan besar—pengetahuan yang ada di dalamnya dapat mengubah nasib seseorang, bahkan sampai membunuh mereka jika dibaca dengan cara yang salah. Buku dan mawar menjadi dua simbol yang berfungsi bersama-sama dalam menggambarkan hubungan yang rumit antara pengetahuan, kekuasaan, dan kematian.

Mawar, Kehilangan, dan Teologi

Mawar dalam The Name of the Rose juga mencerminkan kerugian dan kehilangan yang lebih luas, terutama dalam konteks teologi abad pertengahan. Dalam novel ini, Eco menggambarkan bagaimana gereja dan kekuasaan agama sering kali mengekang pengetahuan yang tidak sesuai dengan dogma mereka. Mawar yang tersisa hanya sebagai nama menggambarkan bahwa banyak pengetahuan yang telah hilang atau terkubur, dihapus oleh kekuasaan yang ada pada waktu itu.