KAGAMA: Handoko Hary Suharso, 13 Tahun Bergelut dengan Domba, Antara Niat dan Bakat dari Keluarga
- Darmaji
Yogyakarta, WISATA – Beternak domba sering kali dianggap sebagai usaha yang sederhana.
Namun, untuk mencapai kesuksesan, tidaklah semudah membalikkan tangan.
Diperlukan pengetahuan, pemahaman pasar, serta infrastruktur yang memadai.
Handoko Hary Suharso, seorang peternak domba dari Magelang, Jawa Tengah, sudah mengalami semua itu.
Alumni Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta angkatan 1998 ini, memulai usaha peternakan dombanya pada tahun 2012.
Pilihan untuk mengambil kuliah Fapet UGM, bukanlah tanpa alasan.
Ketika lulus kuliah, ia pun memutuskan untuk fokus pada peternakan domba.
Memilih "Tidar Kerajaan Farm" sebagai nama usahanya, Handoko berfokus pada pembiakan dan penggemukan ternak domba.
Proses kreatif, membawanya untuk membandingkan antara peternakan domba dengan peternakan sapi.
Mana yang lebih menguntungkan, bukan hanya dalam keuangan, namun juga hal lainnya.
Selama 13 tahun menggemukkan domba, ia pun menemukan beberapa keuntungan:
- Efisiensi Biaya
Menjual satu ekor sapi, dapat ditukar dengan 12 ekor domba bunting. Hal inilah yang menjatuhkan pilihannya pada domba karena dinilai lebih ekonomis.
- Manajemen Risiko
Jika harus kehilangan seekor domba, terasa tidak terlalu berdampak, bila dibandingkan dengan kehilangan satu ekor sapi.
- Pemanfaatan Sumber Daya
Domba, suka memakan rumput yang sudah tersedia di area peternakannya.
Menurut Handoko, ada beberapa jenis peternakan domba yang bisa dipilih, jangan serakah.
Menurutnya, peternakan domba dapat dikategorikan menjadi tiga jenis:
- Penggemukan
Bertujuan untuk mendapatkan keuntungan cepat dengan menggemukkan domba untuk dijual dan mendapatkan uang.
- Pembiakan
Berfokus pada keuntungan jangka panjang dengan membiakkan domba yang berkualitas tinggi.
- Kontes
Melibatkan domba pemeliharaan untuk kompetisi atau mengikuti kontes di berbagai event
Ia berpesan, meski terlihat sederhana, namun beternak domba memiliki tantangan tersendiri.
Ada sejumlah tahapan yang harus diperhitungkan dengan rapi dan teliti, agar terhindari dari kerugian secara ekonomi.
Karena itulah, Handoko menekankan pentingnya:
- Persiapan
Persiapan yang memadai dalam hal pengetahuan, infrastruktur, dan pemahaman pasar. Ketiga unsur ini memegang peranan yang sangat penting.
- Manajemen Kesehatan
Menjaga kesehatan domba sangat penting untuk keberhasilan peternakan.
- Riset Pasar
Memahami pasar dan memiliki pasar yang siap untuk domba, juga tak kalah penting.
Terkait pemasaran, Handoko menyoroti beberapa strategi pemasaran yang bisa dilakukan para peternak domba:
- Kemitraan
Bekerja sama dengan koperasi atau peternak lain, dapat membantu dalam pemasaran domba.
- Media Sosial
Memanfaatkan platform media sosial untuk menjangkau pembeli potensial.
- Penjualan Langsung
Menjual langsung ke konsumen, seperti untuk hari raya iduladha (kurban), aqiqah atau acara lainnya.
Memulai usaha peternakan domba, tentu saja membutuhkan investasi yang signifikan, butuh modal keuangan yang tidak sedikit.
Modal ini, bisa diatasi dengan berbagai cara.
Misalnya, dengan pinjaman ke lembaga perbankan.
Meski tidak selalu disukai, pinjaman uang dari bank dapat menyediakan modal yang diperlukan.
Cara lainnya, adalah dengan cara sistem kemitraan.
Artinya, peternak membuka kesempatan untuk bermitra dengan investor yang tertarik pada bisnis ini.
Cara lainnya adalah dengan mencari dukungan keuangan dari keluarga.
Langkah ini, barangkali yang paling mudah, karena tidak perlu melibatkan pihak lain.
Jadi, memang boleh saja mencari dukungan dari anggota keluarga yang percaya pada bisnis ini.
Terlepas dari permasalahan modal keuangan, mengelola sumber daya manusia juga tidak bisa dianggap remeh.
Sumber daya manusia adalah aspek penting lainnya, yang harus dipikirkan dengan teliti.
Handoko pun, berbagi tips soal ini:
- Loyalitas dan pelatihan
Bangunlah loyalitas di antara para pekerja dan berikanlah pelatihan yang memadai.
- Kerja sama dengan sekolah
Bekerja sama dengan sekolah kejuruan untuk menemukan pekerja yang terampil, bisa dilakukan.
- Kompensasi yang adil
Memastikan kompensasi yang adil dan memperlakukan pekerja sebagai bagian dari keluarga.
Masuknya domba impor, yang sering disebut sebagai "domba pocong" - karena berbentuk karkas beku tanpa kepala, menjadi tantangan bagi peternak lokal.
Menurutnya, meskipun daging domba impor lebih murah, namun domba lokal punya kelebihan lain, yaitu lebih segar dan memiliki kualitas lebih tinggi.
Karena itulah, ia menyarankan agar persaingan ini, dilihat sebagai peluang untuk diversifikasi dan meningkatkan praktik peternakan lokal.
Perjalanan Handoko dalam beternak domba selama ini, menekankan pentingnya persiapan, pemahaman pasar, dan manajemen yang tepat.
Pengalamannya selama ini, memberikan pelajaran berharga bagi calon peternak domba, bahwa meskipun beternak domba menguntungkan, namun diperlukan dedikasi dan perencanaan strategis yang sungguh-sungguh.