Tidak Bisa Memilih Tempat Lahir, Tapi Bisa Memilih Hidup: Refleksi Filosofis Iwan Simatupang dalam ‘Merahnya Merah’

Merahnya Merah
Sumber :
  • Cuplikan Layar

Jakarta, WISATA - Dalam novel Merahnya Merah, salah satu karya paling berpengaruh dari Iwan Simatupang, terdapat sebuah kutipan yang mendalam: “Kita tidak bisa memilih tempat kita dilahirkan, tetapi kita bisa memilih bagaimana kita hidup.” Kalimat ini tidak hanya menjadi refleksi eksistensial dari perjalanan hidup tokoh utama, tetapi juga sebuah filosofi hidup yang relevan hingga saat ini.

Makna Filosofis Kutipan Iwan Simatupang

Kutipan tersebut mengandung dua gagasan besar. Pertama, bahwa kehidupan kita dimulai dari sesuatu yang tidak bisa kita kendalikan—tempat, waktu, atau keadaan kita dilahirkan. Namun, di sisi lain, kehidupan memberikan kesempatan untuk menentukan arah hidup kita sendiri. Gagasan ini mencerminkan nilai-nilai eksistensialisme yang menjadi ciri khas karya Iwan Simatupang.

Melalui tokoh utama novel ini, yang sering disebut sebagai "tokoh kita," Iwan menggambarkan perjalanan hidup manusia dalam menghadapi tantangan sosial, politik, dan eksistensial. Sang tokoh utama yang awalnya seorang calon rahib, berubah menjadi komandan kompi selama revolusi, lalu menjadi algojo, dan akhirnya menjadi gelandangan. Perjalanan ini menunjukkan betapa hidup dapat membawa kita ke arah yang tidak terduga, tetapi pilihan kita yang menentukan bagaimana kita menjalaninya.

Menghadapi Kehidupan di Tengah Ketidakpastian

Kutipan ini sangat relevan dalam konteks modern. Sebuah survei dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2023 menunjukkan bahwa 63% masyarakat Indonesia merasa bahwa latar belakang sosial dan ekonomi memengaruhi peluang hidup mereka. Namun, 74% dari mereka percaya bahwa dengan pendidikan dan kerja keras, mereka dapat mengubah masa depan mereka.

Cerita tokoh utama dalam Merahnya Merah menjadi pengingat bahwa, meskipun kondisi awal tidak selalu ideal, kita memiliki kendali untuk membuat pilihan yang lebih baik. Hal ini juga tercermin dalam banyak kisah sukses di dunia nyata, di mana individu-individu yang lahir dari kondisi sulit berhasil mengubah nasib mereka melalui kerja keras, pendidikan, dan tekad.

Inspirasi dari Kehidupan Nyata

Kutipan ini tidak hanya berlaku di dalam dunia fiksi. Misalnya, kisah nyata seorang pebisnis muda Indonesia, Nadira Rahmat, yang berasal dari desa terpencil di Sulawesi. Meskipun lahir dari keluarga petani sederhana, ia berhasil mendirikan perusahaan teknologi yang kini memiliki ribuan karyawan. Dalam wawancaranya di kanal YouTube Narasi TV, Nadira mengatakan, “Saya tidak bisa memilih tempat lahir saya, tetapi saya bisa memilih untuk belajar, bekerja keras, dan bermimpi besar.”

Kisah seperti Nadira menunjukkan bagaimana kutipan dari Iwan Simatupang ini tidak hanya relevan dalam konteks sastra, tetapi juga sebagai prinsip hidup bagi banyak orang.

Pesan Sosial dalam ‘Merahnya Merah’

Novel Merahnya Merah juga mengingatkan pembaca tentang ketidaksetaraan sosial yang masih terjadi di masyarakat. Menurut laporan dari Oxfam Indonesia pada tahun 2022, kekayaan 1% orang terkaya di Indonesia setara dengan 45% kekayaan nasional. Ketimpangan ini menciptakan tantangan besar bagi mereka yang lahir dari latar belakang kurang mampu.

Namun, melalui filosofi yang diangkat Iwan, terdapat harapan bahwa dengan pendidikan dan akses yang lebih baik, masyarakat dapat memilih untuk memperbaiki kehidupan mereka. Novel ini seolah menjadi seruan agar setiap individu, meskipun menghadapi tantangan, dapat menggunakan kebebasan mereka untuk memilih hidup yang bermakna.

Relevansi dengan Generasi Muda

Generasi muda saat ini, yang dikenal sebagai generasi Z, semakin sadar akan pentingnya mengambil kendali atas hidup mereka. Sebuah studi oleh Think with Google pada tahun 2023 menemukan bahwa 68% dari generasi Z di Indonesia lebih memilih jalur karier yang tidak konvensional dibandingkan mengikuti jejak orang tua mereka. Hal ini menunjukkan bahwa semangat kebebasan dalam menentukan hidup, seperti yang diungkapkan Iwan Simatupang, terus relevan.

Banyak konten inspiratif di platform seperti Instagram dan TikTok menggemakan pesan yang serupa. Sebagai contoh, akun Instagram @motivasimilenial sering membagikan kutipan motivasi yang menggugah, termasuk kutipan Iwan Simatupang ini, dengan tambahan cerita-cerita sukses dari anak muda Indonesia.

Kutipan “Kita tidak bisa memilih tempat kita dilahirkan, tetapi kita bisa memilih bagaimana kita hidup” dari Iwan Simatupang dalam Merahnya Merah adalah sebuah refleksi mendalam tentang kehidupan. Kalimat ini mengingatkan kita bahwa meskipun kita tidak dapat mengontrol awal mula perjalanan hidup kita, kita selalu memiliki kendali untuk menentukan tujuan akhirnya.

Melalui karya ini, Iwan Simatupang tidak hanya menciptakan sebuah cerita, tetapi juga sebuah filosofi hidup yang dapat menginspirasi pembaca dari generasi ke generasi. Baik dalam konteks sastra, sosial, maupun kehidupan sehari-hari, pesan ini tetap relevan untuk menginspirasi kita semua.