INFO HAJI: Ketika Muhammadiyah dan NU Bertemu di Makkah….

Ketika Tokoh Muhammadiyah dan NU Bertemu di Makkah
Sumber :
  • muhammadiyah.or.id

Makkah, WISATASalah satu makna ibadah haji adalah menyatukan umat dari berbagai dunia, tanpa memandang latar belakang suku, warga negara, organisasi hingga mazhab fikih.

 

Tak terkecuali bagi para tokoh Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. Para tokoh dari dua organisasi Islam terbesar di dunia ini, bertemu di Makkah, Arab Saudi pada Jumat (23/06/2023). Mereka berada di sana, dalam rangka melayani jemaah haji Indonesia.

 

Para tokoh tersebut antara lain Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Hilman Latief yang juga Bendahara Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, serta Wakil Amirul Hajj Indonesia yang juga Ketua PP Muhammadiyah, Saad Ibrahim.

 

Lalu ada Wakil Menteri Agama Republik Indonesia, Zainut Tauhid Sa’adi, Wakil Rais Aam PBNU KH. Anwar Iskandar, pendakwah milenial, Habib Husein Bin Ja’far Al Hadar, sert Dubes RI untuk Arab Saudi, Abdul Aziz Ahmad.

 

Menurut Ketua PP Muhammadiyah yang juga Wakil Amirul Hajj Indonesia, M. Saad Ibrahim, pertemuan tersebut terangkai dalam jamuan makan siang di Kantor Sektor 3 Daerah Kerja Makkah.

 

“Sambil makan kami ngobrol bersama,” ujarnya.

 

Pertemuan para tokoh dari dua organisasi besar penyangga Indonesia tersebut, mengingatkan pada persahabatan antara KH. Hasyim Asyari - Pendiri Nahdlatul Ulama (NU) dan KH. Ahmad Dahlan - Pendiri Muhammadiyah.

 

Tidak hanya bersahabat sejak belia, keduanya dua kali pernah belajar dari seorang guru yang sama. Tak hanya itu, keduanya juga sering saling memuji.

 

Keduanya juga pernah dipertemukan saat berguru ke Haji Rosul alias H. Abdul Karim Amrullah (pendiri Sumatra Thawalib, sekolah Islam moderen pertama di Indonesia) dan Syekh Muhammad Djamil Djambek.

 

Ikatan persaudaraan keduanya tidak hanya terjadi saat belajar di Indonesia saja. Ketika menimba ilmu di Makkah, Arab Saudi pada 1903, keduanya juga sama-sama belajar dari guru yang sama, yakni Syekh Ahmad Khatib, Imam Besar Masjidil Haram

Makkah, WISATASalah satu makna ibadah haji adalah menyatukan umat dari berbagai dunia, tanpa memandang latar belakang suku, warga negara, organisasi hingga mazhab fikih.

 

Tak terkecuali bagi para tokoh Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. Para tokoh dari dua organisasi Islam terbesar di dunia ini, bertemu di Makkah, Arab Saudi pada Jumat (23/06/2023). Mereka berada di sana, dalam rangka melayani jemaah haji Indonesia.

 

Para tokoh tersebut antara lain Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Hilman Latief yang juga Bendahara Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, serta Wakil Amirul Hajj Indonesia yang juga Ketua PP Muhammadiyah, Saad Ibrahim.

 

Lalu ada Wakil Menteri Agama Republik Indonesia, Zainut Tauhid Sa’adi, Wakil Rais Aam PBNU KH. Anwar Iskandar, pendakwah milenial, Habib Husein Bin Ja’far Al Hadar, sert Dubes RI untuk Arab Saudi, Abdul Aziz Ahmad.

 

Menurut Ketua PP Muhammadiyah yang juga Wakil Amirul Hajj Indonesia, M. Saad Ibrahim, pertemuan tersebut terangkai dalam jamuan makan siang di Kantor Sektor 3 Daerah Kerja Makkah.

 

“Sambil makan kami ngobrol bersama,” ujarnya.

 

Pertemuan para tokoh dari dua organisasi besar penyangga Indonesia tersebut, mengingatkan pada persahabatan antara KH. Hasyim Asyari - Pendiri Nahdlatul Ulama (NU) dan KH. Ahmad Dahlan - Pendiri Muhammadiyah.

 

Tidak hanya bersahabat sejak belia, keduanya dua kali pernah belajar dari seorang guru yang sama. Tak hanya itu, keduanya juga sering saling memuji.

 

Keduanya juga pernah dipertemukan saat berguru ke Haji Rosul alias H. Abdul Karim Amrullah (pendiri Sumatra Thawalib, sekolah Islam moderen pertama di Indonesia) dan Syekh Muhammad Djamil Djambek.

 

Ikatan persaudaraan keduanya tidak hanya terjadi saat belajar di Indonesia saja. Ketika menimba ilmu di Makkah, Arab Saudi pada 1903, keduanya juga sama-sama belajar dari guru yang sama, yakni Syekh Ahmad Khatib, Imam Besar Masjidil Haram

/span>

(Sumber: muhammadiyah.or.id)