PNEUMONIA: Setelah di China, Kasus Pneumonia pada Anak juga Naik di Belanda

Ilustrasi: Rumah Sakit
Sumber :
  • viva.co.id/Pexels-Saulo Zayas

Jakarta, WISATA – Kasus pneumonia pada anak-anak, semakin mengkawatirkan.

Setelah di China, kasus pneumonia pada anak-anak, diketahui juga meningkat di Belanda. Informasi ini dilaporkan oleh badan kesehatan di negara tersebut.

Selama seminggu mulai 13-19 November 2023, terdapat 103 kasus pneumonia di Belanda dari setiap 100.000 anak berusia antara 5 dan 14 tahun.

Jumlah tersebut meningkat dari jumlah pada minggu sebelumnya yang hanya 83 kasus. Data ini dilansir dari Institut Penelitian Layanan Kesehatan Belanda (NIVEL).

Angka ini merupakan peningkatan yang signifikan dibandingkan puncak musim flu pada tahun 2022, ketika negara tersebut mencatat 58 kasus pneumonia per 100.000 anak, menurut laporan Fox News, Rabu, 29 November 2023.

Kasus juga meningkat di kalangan anak-anak berusia 4 tahun ke bawah di Belanda, meningkat dari 124 menjadi 145 per 100.000 dalam jangka waktu yang sama.

Pneumonia misterius yang terjadi di China, memang mulai menimbulkan kekhawatiran.

Seperti diketahui, China juga mengalami peningkatan kasus pneumonia pada anak-anak dan penyakit pernapasan lainnya yang tidak dapat dijelaskan.

ProMED, sistem pengawasan penyakit digital global melaporkan pada hari Senin, bahwa rumah sakit di China, terutama di Beijing, telah “kebanjiran anak-anak yang sakit” sebagai akibat dari wabah pneumonia.

Pada konferensi pers 13 November lalu, para pejabat Komisi Kesehatan Nasional China menyalahkan lonjakan tersebut sebagai akibat dari pencabutan pembatasan COVID-19, karena ini adalah musim flu pertama sejak negara tersebut melonggarkan kebijakan lockdown yang ketat.

Pejabat China juga mengaitkan peningkatan ini dengan penyebaran penyakit menular lainnya, termasuk flu, RSV, SARS-COV-2, dan infeksi bakteri yang disebut mycoplasma pneumoniae - menurut pernyataan di situs web Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pada tanggal 22 November 2023, WHO mengatakan pihaknya meminta “informasi epidemiologi dan klinis tambahan” dari Tiongkok, serta hasil laboratorium dari anak-anak yang terkena dampak.

Untuk mengurangi risiko penyebaran penyakit pernapasan, WHO merekomendasikan agar masyarakat di daerah yang terkena dampak selalu mendapatkan vaksinasi terbaru, menjaga jarak dari orang yang sakit, tinggal di rumah saat sakit, mencari perawatan medis jika diperlukan, memakai masker seperlunya dan mencuci tangan secara teratur.

(Sumber:viva.co.id)