Jejak Masa Lalu di Perut Jakarta: Temuan Artefak dan Saluran Air Kuno dari Proyek MRT

Gubernur Jakarta di Pembangunan Terowongan MRT
Gubernur Jakarta di Pembangunan Terowongan MRT
Sumber :
  • IG/energijuang

jakarta, WISATA – Jakarta bukan hanya kota megapolitan yang sibuk membangun masa depan melainkan juga menyimpan lapisan-lapisan sejarah yang tertanam di bawah tanahnya. Ketika proyek pembangunan MRT Jakarta Fase 2A menggali terowongan dari Bundaran HI menuju Kota Tua, yang ditemukan bukan hanya jalur transportasi modern, tapi juga potongan-potongan masa lalu yang nyaris terlupakan.

Salah satu penemuan paling menarik adalah saluran air kuno berbahan terakota, yaitu pipa dari tanah liat yang dibakar. Saluran ini ditemukan di kawasan Gajah Mada dan Hayam Wuruk, dan diperkirakan berasal dari era kolonial Belanda. Fungsinya? Menyalurkan air bersih ke pusat kota Batavia, termasuk ke benteng dan permukiman elite zaman itu.

Yang mengejutkan, bahkan arkeolog Universitas Indonesia yang dilibatkan dalam proyek ini mengaku belum pernah melihat bentuk saluran seperti itu sebelumnya. Temuan ini membuka bab baru dalam studi sistem utilitas kota Batavia, yang ternyata sudah cukup maju di abad ke-18.

Tak hanya saluran air, tim konstruksi juga menemukan rel trem kuno yang dulunya digunakan untuk mengangkut barang dan penumpang di masa Hindia Belanda. Rel ini ditemukan di kedalaman tanah saat penggalian di sekitar Jalan Gajah Mada.

Lebih dramatis lagi, pada kedalaman sekitar 47 meter, ditemukan granat tua yang diduga peninggalan masa penjajahan. Temuan ini menjadi pengingat bahwa di balik modernisasi, Jakarta menyimpan jejak konflik dan perjuangan.

Di titik lain seperti Glodok dan Pintu Besar Selatan, ditemukan fragmen keramik Cina, Jepang, dan Eropa, serta struktur jembatan kuno dan fondasi bangunan VOC. Bahkan ada tulang kuda dan batu bata Batavia yang memperkaya narasi sejarah kota ini.

Sebagai bentuk pelestarian, PT MRT Jakarta bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan DKI dan arkeolog UI untuk menghadirkan galeri bawah tanah di Stasiun Monas dan Kota. Di sana, pengunjung bisa melihat langsung artefak yang ditemukan, lengkap dengan narasi sejarahnya.