Anselmus dari Canterbury: Dari Iman Menuju Pengertian

Anselmus dari Canterbury: Dari Iman Menuju Pengertian
Anselmus dari Canterbury: Dari Iman Menuju Pengertian
Sumber :
  • Cuplikan layar

Salah satu konsep paling berpengaruh yang diperkenalkan Anselmus adalah fides quaerens intellectum—“iman mencari pengertian.” Konsep ini menekankan bahwa iman bukanlah sesuatu yang datang tanpa dasar pemahaman, melainkan iman yang mendorong pencarian dan pemahaman yang lebih dalam terhadap kebenaran. Anselmus meyakini bahwa orang Kristen tidak hanya harus mempercayai Tuhan, tetapi juga berusaha memahami-Nya melalui pencarian intelektual yang rasional.

Iman, bagi Anselmus, adalah awal dari perjalanan pencarian pengetahuan. Dalam pengertiannya, rasio atau akal budi tidak bertentangan dengan iman, melainkan membantu membentuk pemahaman yang lebih dalam mengenai Tuhan dan ajaran-Nya. Oleh karena itu, bagi Anselmus, pencarian intelektual atau filsafat adalah cara untuk memperkuat iman, bukan menggantikan atau menentangnya.

Anselmus dan Pemikirannya tentang Keberadaan Tuhan

Selain argumen ontologis, Anselmus juga memberikan kontribusi besar dalam pengembangan argumen-argumen filosofis tentang Tuhan dan keberadaan-Nya. Salah satu karya pentingnya yang berjudul Monologion membahas tentang keberadaan Tuhan melalui refleksi rasional. Anselmus berpendapat bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini memiliki sebab, dan oleh karena itu harus ada suatu "sesuatu yang pertama," yang tidak memiliki sebab lain selain dari diri-Nya sendiri, yakni Tuhan.

Dalam karyanya, Anselmus juga membahas sifat-sifat Tuhan yang ada di luar jangkauan pemahaman manusia. Ia berargumen bahwa manusia hanya dapat mengenal Tuhan melalui wahyu-Nya, namun melalui akal budi, manusia dapat memahami beberapa sifat dasar Tuhan, seperti kebijaksanaan, kekuasaan, dan kebaikan-Nya.

Anselmus: Teolog yang Mengubah Paradigma Abad Pertengahan

Anselmus hidup pada masa di mana dunia intelektual Eropa tengah dipengaruhi oleh pemikiran Yunani-Romawi yang dikristenkan. Ia berperan penting dalam membawa teologi Kristen ke ranah yang lebih filosofis. Dengan menggunakan pendekatan rasional dalam menjelaskan ajaran agama, ia memperkenalkan metode yang lebih sistematis dalam menggali dan memahami ajaran Kristen.