Fariduddin Attar: Penyair Burung-Burung yang Terbang Mencari Raja

Tarian Sufi
Tarian Sufi
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Malang,  WISATA - Dalam dunia sastra dan tasawuf, Fariduddin Attar (1145–1221 M) merupakan salah satu tokoh yang sangat dihormati. Penyair asal Persia ini bukan hanya dikenal karena karya-karya puisinya yang memikat, tetapi juga karena ajaran spiritualnya yang mendalam. Salah satu karyanya yang paling terkenal, "Mantiq al-Tayr" atau "Kisah Burung-Burung", menggambarkan perjalanan spiritual menuju Tuhan melalui simbolisme burung yang terbang mencari Sang Raja.

Latar Belakang Hidup Fariduddin Attar

Fariduddin Attar lahir di Nishapur, sebuah kota yang terkenal dengan keindahan budaya dan intelektualnya, sekitar tahun 1145 M. Sejak muda, Attar tertarik pada dunia spiritual dan memiliki kemampuan luar biasa dalam menghafal karya-karya klasik Persia. Sebagai seorang apoteker, ia menghabiskan sebagian besar waktunya melayani pasien dan berbicara dengan orang-orang tentang spiritualitas dan kehidupan. Profesi ini, yang erat kaitannya dengan penyembuhan, tampaknya juga memberi pengaruh besar dalam karyanya, yang banyak menggali tema tentang penyembuhan jiwa dan perjalanan batin.

Namun, meskipun ia hidup di dunia yang penuh dengan kebisingan dan rutinitas, Attar selalu mencari kedamaian dalam pencarian spiritual yang lebih dalam. Seiring berjalannya waktu, ia menjadi salah satu sufi terkemuka, menulis banyak karya tentang kehidupan spiritual dan perjalanan menuju Tuhan.

Mantiq al-Tayr: Kisah Burung-Burung yang Mencari Raja

Salah satu karya paling terkenal dari Fariduddin Attar adalah Mantiq al-Tayr ("Kisah Burung-Burung"). Dalam karya ini, Attar menggambarkan perjalanan 30 burung yang terbang untuk mencari Simurgh, seorang Raja yang melambangkan Tuhan. Setiap burung mewakili karakter atau sifat manusia yang berbeda, dan perjalanan mereka melibatkan tantangan dan ujian batin yang harus mereka hadapi untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang diri mereka sendiri dan Tuhan.

Mantiq al-Tayr bukan sekadar cerita tentang burung, melainkan sebuah alegori yang menggambarkan perjalanan spiritual seseorang dalam mencapai kesatuan dengan Tuhan. Burung-burung tersebut harus melewati tujuh lembah yang mencerminkan tahapan perjalanan spiritual: Cinta, Pengetahuan, Kehidupan, Kesadaran, Kemiskinan, Kematian, dan akhirnya, Kesatuan. Masing-masing lembah ini mewakili ujian atau tantangan yang harus dihadapi oleh seorang pencari spiritual.