INFO HAJI: Pengalaman Masuk ke Asrama Haji Pondok Gede (Bagian-2 Habis)

Jemaah Haji sedang Menungu di Ruang Tunggu Bandara Soeta
Sumber :
  • Maman Abdurahman

WisataSurat Panggilan Masuk Asrama (SPMA) istri saya, belum distempel karena fotonya tercecer. Di Asrama Haji, saya akan minta stempel Kemenag ke Pak Subrohim.

 

Saya langsung menuju sudut kiri Aula Serbaguna yang ditunjukkan jemaah haji lainnya untuk menstempel SPMA.

Di sana ada sejumlah petugas, saya bertanya lagi kepada petugas yang berjaga dan kemudian ditunjukkan.

"Kramat Jati dengan Pak Subrohim”, katanya sambil menunjuk ke arah pojok.

Saya bergegas menyerahkan SPMA istri saya yang belum distempel dan langsung Pak Boim, begitu Pak Subrohim biasa dipanggil, menstempel.

Setelah itu saya kembali lagi ke kursi semula. Kami berbincang dengan jemaah haji lainnya, sambil menikmati kebersamaan dan snack yang dibagikan panitia.

Saya dan banyak jemaah haji lainnya tidak sadar, orang yang duduk itu terus bergerak, berpindah. Ternyata tempat duduk itu sekaligus antrean menuju pemeriksaan kesehatan, pembagian APD (Alat Pelindung Diri), administrasi, paspor dan pembagian living cost.

Sebagian jemaah haji yang sadar tempat duduknya sebagai antrean, mereka pindah ke kursi yang lebih sedikit antreannya.

Setelah menunggu cukup lama, saya dapat giliran diperiksa tensinya, darah dan kesehatan lainnya.

Kemudian para jemaah haji menerima paspor dan living cost sebanyak Rp.3.030.000 atau setara dengan 750 Saudi Arabia Rial (SAR).

Tahun 2023 ini, living cost jemaah haji turun drastis. Tahun sebelumnya, 1500 Saudi Rial dan kini, menjadi hanya 750 SAR.

Setelah itu, saya dan jemaah haji lainnya menaiki bus menuju pemondokan. Setiap jemaah menerima kartu yang diantaranya berisi informasi tentang nomor kloter, nomor urut, nama, nomor paspor, nomor gedung dan nomor kamar.

Setiap kamar diisi oleh 4 orang. Kami menginap semalam dan mendapat makan sebanyak dua kali plus sarapan pagi. Setelah salat subuh dan sarapan pagi, kami berjalan menuju bus untuk pergi ke Bandara Soekarno Hatta.

Di bus inilah, terjadi kehebohan. Bus yang kami tumpangi mempunyai bunyi klakson yang menarik "tolelot...tolelot....". Pak Haji Thahir menirukan suara tolelot dengan nada talbiah. Penumpang pun riuh.

Belum lagi Ibu Icoh, jemaah haji Kramat Jati, yang meminta supir untuk membunyikan tolelot-tolelot ketika melewati rumahnya.

Tak terasa, kami pun sampai di Bandara Soekarno Hatta. Para jemaah melewati proses pemeriksaan paspor oleh Pemerintahan Arab Saudi seakan-akan kami sudah sampai di Arab Saudi.

Setelah itu kami masuk ruang tunggu pesawat untuk beberapa waktu. Akhirnya kami masuk pesawat dan terbang menuju Bandara Udara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdul Aziz-Madinah

WisataSurat Panggilan Masuk Asrama (SPMA) istri saya, belum distempel karena fotonya tercecer. Di Asrama Haji, saya akan minta stempel Kemenag ke Pak Subrohim.

 

Saya langsung menuju sudut kiri Aula Serbaguna yang ditunjukkan jemaah haji lainnya untuk menstempel SPMA.

Di sana ada sejumlah petugas, saya bertanya lagi kepada petugas yang berjaga dan kemudian ditunjukkan.

"Kramat Jati dengan Pak Subrohim”, katanya sambil menunjuk ke arah pojok.

Saya bergegas menyerahkan SPMA istri saya yang belum distempel dan langsung Pak Boim, begitu Pak Subrohim biasa dipanggil, menstempel.

Setelah itu saya kembali lagi ke kursi semula. Kami berbincang dengan jemaah haji lainnya, sambil menikmati kebersamaan dan snack yang dibagikan panitia.

Saya dan banyak jemaah haji lainnya tidak sadar, orang yang duduk itu terus bergerak, berpindah. Ternyata tempat duduk itu sekaligus antrean menuju pemeriksaan kesehatan, pembagian APD (Alat Pelindung Diri), administrasi, paspor dan pembagian living cost.

Sebagian jemaah haji yang sadar tempat duduknya sebagai antrean, mereka pindah ke kursi yang lebih sedikit antreannya.

Setelah menunggu cukup lama, saya dapat giliran diperiksa tensinya, darah dan kesehatan lainnya.

Kemudian para jemaah haji menerima paspor dan living cost sebanyak Rp.3.030.000 atau setara dengan 750 Saudi Arabia Rial (SAR).

Tahun 2023 ini, living cost jemaah haji turun drastis. Tahun sebelumnya, 1500 Saudi Rial dan kini, menjadi hanya 750 SAR.

Setelah itu, saya dan jemaah haji lainnya menaiki bus menuju pemondokan. Setiap jemaah menerima kartu yang diantaranya berisi informasi tentang nomor kloter, nomor urut, nama, nomor paspor, nomor gedung dan nomor kamar.

Setiap kamar diisi oleh 4 orang. Kami menginap semalam dan mendapat makan sebanyak dua kali plus sarapan pagi. Setelah salat subuh dan sarapan pagi, kami berjalan menuju bus untuk pergi ke Bandara Soekarno Hatta.

Di bus inilah, terjadi kehebohan. Bus yang kami tumpangi mempunyai bunyi klakson yang menarik "tolelot...tolelot....". Pak Haji Thahir menirukan suara tolelot dengan nada talbiah. Penumpang pun riuh.

Belum lagi Ibu Icoh, jemaah haji Kramat Jati, yang meminta supir untuk membunyikan tolelot-tolelot ketika melewati rumahnya.

Tak terasa, kami pun sampai di Bandara Soekarno Hatta. Para jemaah melewati proses pemeriksaan paspor oleh Pemerintahan Arab Saudi seakan-akan kami sudah sampai di Arab Saudi.

Setelah itu kami masuk ruang tunggu pesawat untuk beberapa waktu. Akhirnya kami masuk pesawat dan terbang menuju Bandara Udara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdul Aziz-Madinah

 

Madinah, 2 Juni 2023

Maman Abdurahman

Jemaah Haji Kramat Jati Kloter 6 Rombongan 8