Dampak Etis dan Keamanan Teknologi AI dalam Pengobatan Neurologis

Ilustrasi Metodologi AI dalam Diagnostik Penyakit Otak
Sumber :
  • Cuplikan Layar

Teknologi AI sering kali dianggap sebagai alat yang netral, tetapi pada kenyataannya, penggunaannya dalam bidang kesehatan dapat menimbulkan berbagai dilema etis. Salah satu isu utama adalah privasi data pasien. AI membutuhkan data dalam jumlah besar untuk berfungsi secara optimal, yang berarti informasi medis pasien harus dikumpulkan, disimpan, dan dianalisis. Apakah data ini dikelola dengan benar? Apakah data pasien dilindungi dari penyalahgunaan?

Selain itu, ada masalah aksesibilitas teknologi. AI dalam pengobatan neurologis sering kali memerlukan infrastruktur canggih dan biaya tinggi, yang membuatnya tidak terjangkau bagi banyak pasien, terutama di negara berkembang. Hal ini menciptakan kesenjangan dalam pelayanan kesehatan, di mana hanya kelompok tertentu yang mendapatkan manfaat dari teknologi ini.

Tidak kalah penting adalah risiko keputusan yang diambil oleh AI tanpa pengawasan manusia. Meskipun AI mampu memberikan rekomendasi diagnosis atau perawatan, keputusan akhir tetap harus berada di tangan profesional medis. Ketergantungan penuh pada AI dapat menyebabkan kesalahan fatal jika algoritma tersebut menghasilkan prediksi yang salah.

Keamanan Data: Masalah yang Tak Bisa Diabaikan

Selain isu etika, keamanan juga menjadi perhatian utama dalam implementasi AI di pengobatan neurologis. Data medis adalah salah satu jenis informasi paling sensitif yang dapat dimiliki seseorang. Jika data ini jatuh ke tangan yang salah, dampaknya bisa sangat merugikan, baik bagi individu maupun institusi kesehatan.

Serangan siber pada sistem kesehatan telah menjadi ancaman nyata dalam beberapa tahun terakhir. Menurut laporan dari HIPAA Journal, jumlah pelanggaran data di sektor kesehatan terus meningkat setiap tahunnya. Dalam konteks AI, risiko ini semakin besar karena teknologi ini bergantung pada konektivitas jaringan yang sering kali menjadi target serangan.

Selain itu, ada potensi penyalahgunaan data oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Misalnya, data neurologis pasien dapat digunakan oleh perusahaan farmasi atau asuransi tanpa persetujuan pasien untuk tujuan komersial, seperti penyesuaian premi atau pemasaran produk tertentu.