Kecerdasan Buatan: Dari Imajinasi ke Realita, Apa yang Harus Kita Waspadai?

Adegan Robot dalam Film Ex Machina
Adegan Robot dalam Film Ex Machina
Sumber :
  • Moviebreak

Kemudian ada masalah privasi. AI bekerja dengan mengumpulkan dan menganalisis data. Semakin banyak data yang tersedia, semakin pintar AI bekerja. Namun, di sinilah letak masalahnya. Banyak perusahaan menggunakan data pribadi kita tanpa izin yang jelas. Bayangkan jika data tersebut jatuh ke tangan yang salah—potensinya untuk disalahgunakan sangat besar.

Ada lagi yang disebut bias algoritma. Karena AI dilatih menggunakan data, jika data tersebut sudah memiliki bias tertentu, hasilnya juga akan bias. Misalnya, dalam sistem rekrutmen berbasis AI, jika datanya lebih banyak diambil dari laki-laki, sistem bisa cenderung memilih laki-laki dibandingkan perempuan, meskipun kualifikasinya sama.

Tidak ketinggalan, ancaman keamanan siber juga semakin besar. AI tidak hanya membantu melindungi sistem dari serangan, tetapi juga digunakan oleh para peretas untuk melancarkan aksi mereka. Dengan bantuan AI, serangan siber bisa menjadi lebih canggih dan sulit dideteksi.

Yang tak kalah mengkhawatirkan adalah potensi disinformasi. Pernah mendengar istilah deepfake? Ini adalah teknologi yang memungkinkan AI membuat video palsu yang sangat meyakinkan. Bayangkan dampaknya jika video seperti ini digunakan untuk menyebarkan kebohongan atau memanipulasi opini publik.

Langkah Menghadapi Risiko AI

Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk menghadapi tantangan ini? Jawabannya tentu saja bukan dengan menghentikan perkembangan AI, karena teknologi ini juga membawa banyak manfaat. Sebaliknya, kita perlu memastikan bahwa perkembangan AI diimbangi dengan langkah-langkah yang tepat untuk mengurangi risikonya.

Pemerintah memiliki peran besar dalam hal ini. Regulasi yang jelas dan tegas perlu dibuat untuk memastikan AI digunakan secara etis. Misalnya, ada aturan tentang bagaimana data pribadi boleh digunakan dan siapa yang bertanggung jawab jika terjadi pelanggaran.