Kiamat Makin Dekat: Bagaimana Perubahan 1,5°C Mengancam Kehidupan Kita?
- Pexels
Jakarta, WISATA - Dalam beberapa dekade terakhir, dunia telah menyaksikan perubahan iklim yang semakin nyata. Pemanasan global, yang dipicu oleh aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil dan deforestasi, telah menyebabkan suhu rata-rata global meningkat hampir 1,2°C di atas tingkat pra-industri. Tren ini mendekati batas kritis 1,5°C yang disepakati dalam Perjanjian Paris, di mana para ilmuwan memperingatkan konsekuensi yang lebih parah jika batas ini terlampaui.
Tanda-Tanda Krisis Iklim
Tahun 2023 tercatat sebagai salah satu tahun terpanas dalam sejarah. Data dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) menunjukkan bahwa suhu global pada tahun tersebut bahkan mencapai rekor bulanan yang melebihi ambang batas 1,5°C. Hal ini diperburuk oleh fenomena El Niño, yang meningkatkan intensitas gelombang panas, menyebabkan kebakaran hutan, dan memperparah kekeringan di berbagai belahan dunia.
Dampak Langsung pada Kehidupan
- Bencana Alam yang Lebih Ekstrem
Pemanasan 1,5°C dapat meningkatkan intensitas dan frekuensi bencana seperti badai, banjir, dan gelombang panas. Sebagai contoh, kenaikan suhu global telah menyebabkan frekuensi gelombang panas meningkat, dengan dampak signifikan pada kesehatan masyarakat dan produktivitas ekonomi. - Kenaikan Permukaan Laut
Pemanasan global mempercepat pencairan es di Kutub Utara dan Greenland, yang menyebabkan kenaikan permukaan laut. Diperkirakan bahwa jika suhu mencapai 1,5°C, hingga 10 juta orang di wilayah pesisir akan menghadapi risiko banjir tahunan. - Kerentanan Ekosistem
Ekosistem laut, termasuk terumbu karang, menghadapi ancaman besar. Pada suhu 1,5°C, diperkirakan 70-90% terumbu karang tropis akan mati, yang berdampak pada keanekaragaman hayati dan jutaan orang yang bergantung pada perikanan untuk mata pencaharian mereka.
Langkah-Langkah Mitigasi yang Mendesak
Untuk mencegah dampak yang lebih buruk, perlu ada aksi global yang terkoordinasi. Beberapa langkah penting termasuk: