PMI Indonesia September 2024: Indikator Ekonomi Masih Terkontraksi, Apa Artinya bagi Industri?

Purchasing Managers’ Index (PMI) Indonesia
Sumber :
  • Kemenko perekonomian

Selain permintaan yang melemah, waktu pengiriman barang atau Supplier Delivery Time juga semakin tertekan. Pada bulan September 2024, Supplier Delivery Time tercatat sebesar 48,6, turun dari 48,8 pada bulan sebelumnya. Semakin rendahnya angka ini menunjukkan bahwa waktu pengiriman barang semakin lama, yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti penurunan efisiensi rantai pasok dan peningkatan dwelling time di pelabuhan-pelabuhan utama di Indonesia.

Menurut data terbaru, dwelling time (waktu tunggu barang di pelabuhan) di lima pelabuhan utama di Indonesia naik menjadi 2,98 hari pada bulan September, dari 2,81 hari di bulan sebelumnya. Peningkatan dwelling time ini tentu berdampak langsung pada kelancaran distribusi barang, yang pada gilirannya memperlambat aktivitas produksi.

Penurunan Aktivitas Pembelian dan Persediaan

Menurunnya waktu pengiriman barang juga berdampak pada aktivitas pembelian perusahaan. Pada bulan September 2024, Quantity of Purchases (Jumlah Pembelian) menurun ke angka 49,1 dari 49,6 pada bulan sebelumnya. Penurunan aktivitas pembelian ini bisa menjadi indikator bahwa perusahaan-perusahaan sedang berhati-hati dalam menambah stok bahan baku, mengingat ketidakpastian pasar yang terus berlangsung.

Stok pembelian atau stocks of purchases juga tercatat menurun, dari 48,6 pada bulan Agustus menjadi 48,4 pada bulan September. Ini menunjukkan bahwa perusahaan cenderung mengurangi stok pembelian mereka, menandakan adanya kekhawatiran akan overstocking jika permintaan pasar tidak kunjung membaik.

Dampak pada Output dan Stok Barang Jadi

Sejalan dengan penurunan permintaan, output manufaktur juga tidak mengalami banyak perubahan signifikan. Nilai output manufaktur pada bulan September tercatat sebesar 47,8, sedikit naik dari 47,6 pada bulan Agustus. Meskipun ada sedikit kenaikan, output manufaktur tetap berada di zona kontraksi, yang berarti produksi masih belum cukup untuk memicu pemulihan di sektor ini.