Tentara Siber China: Bagaimana Peretas Meredefinisi Ancaman Keamanan Global

Hacker (ilustrasi)
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - Keamanan siber saat ini menjadi salah satu perhatian utama bagi banyak negara di seluruh dunia. Dalam dekade terakhir, China muncul sebagai salah satu kekuatan utama dalam ranah siber global. Dengan dukungan yang kuat dari pemerintah, peretas yang berafiliasi dengan China sering disebut sebagai ancaman besar bagi keamanan internasional. Tentara Siber China, yang mencakup sejumlah besar aktor yang bekerja di bawah bayang-bayang, dianggap telah melakukan berbagai serangan siber untuk tujuan politik dan ekonomi, memengaruhi banyak sektor industri di negara-negara maju.

Meningkatnya Peran China di Ranah Siber

China tidak hanya membangun infrastrukturnya sendiri dalam hal pertahanan siber, tetapi juga menggunakan keahliannya untuk memengaruhi geopolitik global. Serangan yang dilancarkan oleh kelompok peretas yang disponsori negara ini telah menyasar sejumlah negara di Eropa, Amerika Serikat, dan kawasan Asia-Pasifik. Contohnya, Advanced Persistent Threat (APT), seperti APT41, merupakan salah satu kelompok yang sering dikaitkan dengan serangan spionase dan pencurian data.

Taktik dan Strategi yang Digunakan Peretas China

Salah satu keunikan dari taktik serangan siber China adalah kemampuannya untuk menyusup secara diam-diam dan bertahan dalam jaringan target untuk jangka waktu yang lama. Dengan menggunakan metode seperti "spear phishing", malware, dan pencurian kredensial, peretas China mampu memperoleh akses ke data sensitif. Selain itu, peretas China dikenal cerdas dalam memanfaatkan celah keamanan yang ditemukan pada perangkat lunak yang digunakan secara luas.

Menurut laporan Center for Strategic and International Studies (CSIS), lebih dari 12 serangan besar yang terkait dengan China dilaporkan hanya dalam setahun terakhir, yang menunjukkan peningkatan intensitas dan skala operasi siber negara tersebut.

Dampak Global dari Serangan Siber China

Dampak dari serangan yang dilakukan oleh Tentara Siber China sangat luas, mulai dari pencurian data pribadi hingga merusak infrastruktur penting di berbagai negara. Dalam kasus serangan ransomware, banyak perusahaan dan institusi pemerintah di seluruh dunia yang menjadi korban. Ini tidak hanya mempengaruhi ekonomi, tetapi juga meningkatkan ketegangan diplomatik antara China dan negara-negara yang merasa dirugikan.

Perlawanan Global terhadap Serangan Siber China

Untuk melawan ancaman ini, negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman telah memperkuat pertahanan siber mereka dan bekerja sama dengan sekutu internasional. Sebagai contoh, NATO telah memasukkan keamanan siber sebagai bagian penting dari strategi pertahanannya. Namun, kompleksitas dan skala ancaman dari Tentara Siber China tetap menjadi tantangan besar.

Dengan semakin majunya teknologi dan meningkatnya ketergantungan pada jaringan digital, ancaman dari peretas yang disponsori negara seperti Tentara Siber China akan terus meningkat. Untuk menghadapi ancaman ini, diperlukan kerja sama global yang lebih kuat, serta investasi besar dalam pertahanan siber dan kesadaran masyarakat akan bahaya serangan siber.