Phishing, Ransomware, hingga DDoS: 4 Serangan Cyber yang Mengancam Kehidupan Digital Anda!
- Image Creator/Handoko
Salah satu contoh terkenal adalah serangan WannaCry pada tahun 2017 yang menginfeksi lebih dari 230.000 komputer di seluruh dunia dalam waktu kurang dari satu hari. Serangan ini menyebabkan kerugian finansial yang sangat besar, dengan perkiraan total kerugian mencapai $4 miliar.
Di Indonesia, ransomware juga menjadi ancaman yang semakin nyata. Berdasarkan laporan dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), serangan ransomware meningkat 20% selama tahun 2023, dengan sektor kesehatan dan keuangan menjadi target utama. Selain itu, Cybersecurity Ventures memperkirakan bahwa serangan ransomware akan terjadi setiap 11 detik pada tahun 2024, menjadikannya salah satu ancaman siber paling serius.
3. Serangan DDoS: Melumpuhkan Layanan Secara Brutal
Distributed Denial of Service (DDoS) adalah jenis serangan siber di mana penyerang membanjiri server atau jaringan dengan lalu lintas internet dalam jumlah besar, menyebabkan layanan menjadi tidak dapat diakses oleh pengguna yang sah. Serangan ini tidak hanya merugikan perusahaan dari segi finansial, tetapi juga merusak reputasi dan mengganggu operasional bisnis.
Salah satu contoh serangan DDoS yang terkenal adalah serangan terhadap Dyn pada tahun 2016, yang menyebabkan situs web besar seperti Twitter, Netflix, dan Spotify tidak dapat diakses selama beberapa jam. Serangan ini menggunakan botnet Mirai yang memanfaatkan perangkat IoT (Internet of Things) yang tidak aman untuk menghasilkan lalu lintas sebesar 1,2 Tbps.
Di Indonesia, serangan DDoS juga semakin sering terjadi, terutama pada sektor perbankan dan e-commerce. Menurut Netscout, pada tahun 2023, Indonesia mengalami lebih dari 200.000 serangan DDoS, meningkat 14% dibandingkan tahun sebelumnya. Dampak dari serangan ini tidak hanya mengganggu operasional bisnis, tetapi juga menurunkan kepercayaan konsumen terhadap keamanan layanan digital.
4. Serangan Man-in-the-Middle (MitM): Menyadap Komunikasi Rahasia Anda