Dialog-Dialog Abadi Socrates: Bagaimana Plato Melestarikan Ajaran Sang Filsuf
- Image Creator/Handoko
Malang, WISATA - Socrates adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah filsafat, yang gagasannya tetap relevan hingga hari ini. Meskipun Socrates tidak meninggalkan tulisan apa pun, ajaran-ajarannya terus hidup melalui karya-karya muridnya, Plato. Plato tidak hanya mencatat pemikiran gurunya, tetapi juga membingkai pemikiran tersebut dalam bentuk dialog yang penuh dengan pertanyaan dan jawaban, yang kini dikenal sebagai "Dialog Socratic". Dialog-dialog ini tidak hanya melestarikan ajaran Socrates, tetapi juga mencerminkan gaya hidup filosofis yang mendalam dan metode dialektika yang digunakan Socrates untuk mencari kebenaran.
Ajaran Socrates dalam Dialog Plato
Dialog-dialog Socratic yang ditulis oleh Plato adalah jendela ke dalam pemikiran dan kehidupan Socrates. Plato memfokuskan banyak dialognya pada pertemuan Socrates dengan berbagai tokoh masyarakat Athena, baik kawan maupun lawan, dalam perdebatan tentang moralitas, keadilan, kebahagiaan, dan kebajikan. Salah satu dialog paling terkenal adalah Apologi, di mana Plato menggambarkan pembelaan Socrates di depan pengadilan Athena. Dalam pembelaannya, Socrates menekankan pentingnya menjalani hidup yang dipandu oleh pengetahuan dan kebenaran, daripada sekadar mencari keuntungan pribadi atau kepuasan instan.
Plato juga mencatat bahwa Socrates adalah seorang filsuf yang percaya bahwa kebijaksanaan sejati hanya bisa dicapai melalui kesadaran akan ketidaktahuan. Dalam dialog Meno, misalnya, Socrates mengajukan metode elenchus, atau metode penyelidikan, yang melibatkan pengajuan pertanyaan untuk mengungkap kontradiksi dalam pemikiran seseorang. Melalui pendekatan ini, Socrates berusaha membantu orang lain menemukan kebenaran yang tersembunyi dalam pemahaman mereka sendiri.
Metode Dialektika: Pencarian Kebenaran
Salah satu kontribusi terbesar Socrates dalam filsafat adalah pengembangan metode dialektika, sebuah teknik dialog yang bertujuan untuk menguji keyakinan dan argumen melalui tanya jawab yang kritis. Metode ini, yang sering disebut sebagai "Metode Socratic," mengharuskan partisipan untuk mempertanyakan keyakinan mereka sendiri dan mencari definisi yang lebih akurat atau lebih baik tentang konsep-konsep fundamental seperti keadilan, kebenaran, dan kebajikan.
Dalam dialog Gorgias, misalnya, Socrates menantang pendapat seorang orator terkenal, Gorgias, tentang kekuasaan dan keadilan. Dengan menggunakan metode dialektika, Socrates membongkar pemikiran Gorgias dan membimbing diskusi menuju pemahaman yang lebih mendalam tentang arti keadilan sejati. Metode ini memungkinkan pembaca untuk melihat bagaimana Socrates tidak hanya mengejar kebenaran, tetapi juga mendorong orang lain untuk melakukannya dengan cara yang sama.