Sri Mulyani Indrawati: Outlook APBN 2024 dan Tantangan Defisit Anggaran

Sri Mulyani Indrawati Sesaat sebelum Rapat Banggar di DPR
Sumber :
  • Instagram @smindrawati

Jakarta, WISATA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersama dengan sejumlah pejabat tinggi lainnya mengumumkan proyeksi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 yang diharapkan dapat menjadi landasan kuat untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah berbagai tantangan global. Outlook ini disampaikan dalam rapat bersama Badan Anggaran DPR pada 9 Juli 2024, yang dihadiri oleh beberapa petinggi pemerintahan dan ekonomi, Sri Mulyani memaparkan berbagai data penting terkait penerimaan negara, belanja negara, serta defisit anggaran yang menjadi sorotan utama.

Penerimaan Negara

Berdasarkan data yang dipaparkan, total penerimaan negara pada tahun 2023 mencapai Rp2.783,9 triliun, dengan realisasi semester pertama sebesar Rp1.831,5 triliun. Untuk tahun 2024, penerimaan negara diproyeksikan meningkat menjadi Rp2.807,6 triliun. Penerimaan perpajakan tetap menjadi kontributor terbesar dengan angka Rp2.154,2 triliun pada tahun 2023 dan diharapkan naik menjadi Rp2.184,7 triliun pada tahun 2024.

  • Penerimaan Pajak: Pada tahun 2023, penerimaan pajak mencapai Rp1.867,9 triliun dan diproyeksikan meningkat menjadi Rp1.898,8 triliun pada tahun 2024.
  • Penerimaan Kepabeanan dan Cukai: Tercatat sebesar Rp284,9 triliun pada tahun 2023 dan diperkirakan naik menjadi Rp285,9 triliun pada tahun 2024.
  • Penerimaan Negara Bukan Pajak: Menunjukkan angka Rp613,3 triliun pada tahun 2023 dan diproyeksikan menurun sedikit menjadi Rp602,2 triliun pada tahun 2024.

Belanja Negara

Belanja negara juga mengalami peningkatan signifikan. Pada tahun 2023, total belanja negara mencapai Rp3.121,2 triliun, dengan proyeksi belanja pada tahun 2024 sebesar Rp3.142,0 triliun. Belanja pemerintah pusat merupakan bagian terbesar dari total belanja negara.

  • Belanja Pemerintah Pusat: Pada tahun 2023 sebesar Rp2.239,8 triliun dan diproyeksikan meningkat menjadi Rp2.257,5 triliun pada tahun 2024.
  • Belanja Kementerian/Lembaga (K/L): Tercatat Rp1.217,0 triliun pada tahun 2023 dan diperkirakan naik menjadi Rp1.247,0 triliun pada tahun 2024.
  • Belanja Non-K/L: Pada tahun 2023 sebesar Rp1.022,8 triliun dan diproyeksikan menurun menjadi Rp1.010,5 triliun pada tahun 2024.
  • Transfer ke Daerah dan Dana Desa: Mencapai Rp1.087,4 triliun pada tahun 2023 dan diharapkan meningkat menjadi Rp1.094,5 triliun pada tahun 2024.

Defisit Anggaran dan Keseimbangan Primer

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dalam APBN 2024 adalah defisit anggaran. Pada tahun 2023, defisit anggaran tercatat sebesar Rp337,3 triliun, atau 1,61% dari PDB. Untuk tahun 2024, defisit anggaran diperkirakan meningkat menjadi Rp334,3 triliun, atau 2,70% dari PDB. Defisit anggaran yang meningkat ini menjadi perhatian utama pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan negara.

Keseimbangan primer, yang merupakan selisih antara penerimaan negara dan belanja negara sebelum pembayaran bunga utang, menunjukkan surplus sebesar Rp102,6 triliun pada tahun 2023. Namun, pada tahun 2024, surplus ini diproyeksikan menurun menjadi Rp50,7 triliun.

Pembiayaan Anggaran

Dalam rangka menutup defisit anggaran, pemerintah mengandalkan pembiayaan dari berbagai sumber. Pada tahun 2023, pembiayaan anggaran mencapai Rp356,7 triliun, dengan proyeksi meningkat menjadi Rp356,6 triliun pada tahun 2024.

Tantangan dan Harapan

Sri Mulyani Indrawati menekankan bahwa APBN 2024 disusun dengan mempertimbangkan berbagai tantangan global, termasuk ketidakpastian ekonomi dunia, fluktuasi harga komoditas, serta dampak perubahan iklim. Pemerintah berkomitmen untuk terus memperkuat kebijakan fiskal yang berkelanjutan dan inklusif, guna memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat tetap solid dan memberikan manfaat yang merata bagi seluruh masyarakat.

"Dalam menghadapi berbagai tantangan global, kita harus tetap optimis dan berusaha keras untuk menjaga stabilitas ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. APBN 2024 ini dirancang dengan penuh kehati-hatian dan berdasarkan data serta proyeksi yang akurat," ujar Sri Mulyani.

Dengan APBN 2024, pemerintah berharap dapat menciptakan lingkungan ekonomi yang kondusif bagi investasi dan pembangunan. Peningkatan penerimaan negara dan efisiensi dalam belanja pemerintah menjadi kunci utama dalam mencapai tujuan tersebut.

Namun, tantangan defisit anggaran tetap harus diwaspadai dan dikelola dengan baik untuk menjaga kesehatan fiskal negara. Keberhasilan dalam mengelola APBN 2024 akan sangat bergantung pada kemampuan pemerintah dalam melaksanakan kebijakan-kebijakan yang telah direncanakan dengan baik.